MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI POLITIK, oleh : Wahyu Setiawan*)
Era Keterbukaan Informasi Publik, Era Digitalisasi Media, Era Modernisasi teknologi komunikasi, informasi dan informatika, Era Industri 4.0 dan memasuki Era Society 5.0 artinya masyarakat Indonesia memasuki era digital yang bisa jadi komunikasinya melalui media online, untuk mencari informasi terkini yang berkembang di masyarakat.
Salah satu media yang sering digunakan oleh masyarakat adalah Media Sosial, Iya siapa tak mengenal media sosial di Indonesia? pasti orang memahami, mengerti dan menggunakan media sosial sebagai saluran komunikasi dalam perkembangan media seperti fb, instagram, twitter, atau situs web blog.
Disamping itu, Media Sosial sebagai salah satu media yang paling mudah digunakan untuk melakukan kampanye komunikasi politik para calon kandidat untuk menambah suara demi memperebutkan kursi DPRD RI, DPR RI, DPD RI, MPR RI, Pilkada hingga Capres dan Cawapres pada pemilu.
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan kini pada media sosial tak hanya milik orang-orang kota atau eksekutif saja. Namun sudah menjalar, hingga kepelosok-pelosok pedesaan terutama dikalangan anak muda. Meski sebagian diantara anak muda desa ini tidak terlalu memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada pada alat komunikasi mereka, namun pasti rata-rata mereka mengaku aktif menggunakan Media sosial pada gadget dan smartphone mereka. Fenomena baru dikalangan masyarakat, khususnya para anak muda ini tentunya memberikan peluang-peluang tersendri. Salah satunya dibidang komunikasi politik, baik bagi pemerintah, dan politikus. Apatah lagi menjelang pemilihan kepala daerah serentak dibeberapa daerah, dan juga pemilihan legislatif nantinya.Namun tentunya diperlukan komunikasi pemahaman dan pendekatan yang baik dan tepat, Agar penggunaan media sebagai sosial politik bisa tepat sasaran sesuai yang diharapkan. Untuk itu diperlukan pemahaman dan kajian dari berbagai asfek, terutama dari segi komunikasi antar budaya, psikologi komunikasi, dampak media dan lain sebagainya. Karena kemungkinan tidak tertutup, penggunaan media sosial yang “serampangan” atau ceroboh malah akan menjadi “boomerang”, yang dapat merugikan pengguna media sosial itu sendiri dari sisi komunikasi politik. Kerugian itu bisa dalam bentuk simpati masyarakat dan penurunan citra diri pengguna media sosial itu sendiri.penggunaan media sosial yang “serampangan” atau ceroboh malah akan menjadi “bumerang”, yang dapat merugikan pengguna media sosial itu sendiri dari sisi komunikasi politik. Kerugian itu bisa dalam bentuk simpati masyarakat dan penurunan citra diri pengguna media sosial itu sendiri. penggunaan media sosial yang “serampangan” atau ceroboh malah akan menjadi “bumerang”, yang dapat merugikan pengguna media sosial itu sendiri dari sisi komunikasi politik. Kerugian itu bisa dalam bentuk simpati masyarakat dan penurunan citra diri pengguna media sosial itu sendiri.
Fakta inilah yang kemudian membuat politisi mulai aktif di medsos, baik lokal sampai nasional. Bahkan Presiden Jokowi menyadari betapa pentingnya membangun komunikasi di media sosial.
Kita semua bisa melihat bagaimanan aktifnya presiden di Twitter, Facebook, sampai Vlog. Bahkan Vlog yang dibuat Jokowi dan Raja Salman menjadi viral di Indonesia.
Hal ini jelas mengindikasikan, bahwa para politisi memahami bahwa medsos adalah komunikasi media yang paling efektif di masyarakat saat ini.
Oleh karena itu. Komunikasi di media sosial, harus intensif dan berkelanjutan. Mau dikelola sendiri atau tim, yang penting terus terjalin komunikasi aktif dan solutif di medsos.
Selain siap membangun komunikasi di medsos. Dalam konteks konteks politik, perlu juga menerapkan bahwa menjadi sasaran di medsos adalah pemilih rasional.
Seperti halnya hakekat demokrasi yang sebenarnya. Selama tidak melanggar peraturan hukum yang berlaku, semua rakyat Indonesia memiliki hak yang sama. Bebas bersuara, hasil, dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk menyuarakan aspirasinya.
Semoga budaya komunikasi yang demokratis di media sosial, bisa menjadi jembatan menuju kualitas demokrasi Indonesia yang semakin baik dan sehat. Sehingga perkembangan melalui teknologi komunikasi yang semakin cepat dan canggih ini.
Kontestasi politik yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin berkualitas yang bisa mewujudkan semua harapan rakyat Indonesia.
*) WAHYU SETIAWAN, WAKIL KETUA OKK KOMUNIKASI POLITIK. DPD NASDEM BOJONEGORO
Comments
Post a Comment