CEGAH CORONA, PERMINTAAN MADU JONEGOROAN MENINGKAT DI MASA PANDEMI
Ditengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga kini, budidaya nomaden Madu Jonegoroan masih terus berproduksi. Tak hanya diwilayah Bojonegoro budidaya berpindah-pindah Lebah Apis Mellifera juga ditangkar dan panen melimpah di wilayah Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
“Alhamdulillah, kita bisa panen lagi ditengah pandemi yang belum juga tuntas ini,” ujar Wahyu Setiawan, Rabu (11/8/2021).
Pemilik usaha nomaden Madu Jonegoroan ini mengaku dari lokasi hutan Kerek, panen melimpah karena melimpahnya hutan yang melimpah dari berbagai bunga pohon dan tanaman. Wahyu mengaku mendapatkan sekitar 700 liter dari 600 kotak penangkaran Lebah penghisap bunga tanaman ini.
Seperti diketahui, masyarakat masih sibuk mencari berbagai ramuan tradisional dan madu karena bahan tersebut dipercaya mampu mencegah Virus untuk meningkatkan imunitas tubuh.
“Permintaan masih tetap tinggi, soal harga kita tetap seperti biasanya, tidak ada kenaikan, alhamdulillah hasilnya tetap manis pokoknya,” kelakar pria yang juga pengusaha pariwisata ini.
Seperti diketahui bahwa madu Jonegoroan adalah madu murni yang memiliki tingkat keaslian madu alam yang berasal dari budidaya Lebah Apis Mellifera. Dengan model budidaya nomaden dari satu tempat ke tempat lain guna mengejar musim pembungaan. Sementara pakan Lebah ini adalah bunga pohon Randu, Sengon, Sono, Karet, Rumput Liar, Jagung dan sejenisnya.
Madu yang telah memiliki Sertifikat Departemen Kesehatan dengan kategori Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) ini ternyata juga tidak hanya di konsumsi oleh warga Bojonegoro, namun banyak pula warga kabupaten lain di Jawa Timur hingga Jakarta. (SAB)
Comments
Post a Comment