SEMANGAT UMKM INDONESIA, PASCA PANDEMI COFID 19
Oleh :
WAHYU SETIAWAN,
*WAHYU SETIAWAN,*
DPD KAB. BOJONEGORO
PANDEMI Covid-19 berdampak ke segala sektor. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan physical distancing untuk mengurangi dampak pandemi, mulai PSBB hingga penerapan new normal. Implikasinya, ada pengurangan interaksi langsung di pusat keramaian, seperti rumah ibadah, sekolah, pusat pembangunan, tempat hiburan, restoran, hingga transportasi publik. Berbagai sektor pun terkena imbasnya, mulai pelaku industri besar hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berbagai perubahan terjadi saat pandemi. Mode komunikasi, pola kerja, hingga dinamika tim internal berubah. Begitu juga pola perilaku konsumen bisnis, banyak yang menjadi baru dan bergeser. Kondisi itu menuntut pelaku UMKM untuk cepat tanggap dalam merespons perubahan.
Namun, di tengah-tengah perubahan itu, bisa dibilang tetap ada hikmah dan berharganya harga yang bisa kita ambil terkait mempertahankan operasional bisnis dalam situasi sulit. Jika kita memperhatikan dampak pandemi pada bisnis, sebenarnya ada bisnis yang justru naik melesat. Atau sebaliknya, jadi jauh menurun dan terpaksa tiarap. Tapi, satu yang pasti, kita bisa belajar untuk bersiap. pilihan pada hal-hal yang mungkin tidak pernah kita sangka sebelumnya.
Tidak ada yang bisa melihat krisis ini datang dan kita tidak selalu dapat memprediksi bencana. Namun, kita bisa bersiap menghadapi terburuk terburuk sebagai bagian dari ketahanan ketahanan. Pelajaran lain adalah mendorong strategi digitalisasi yang bisa membantu menyesuaikan dengan kecepatan yang diperlukan. Ini adalah pendorong utama ketahanan di era baru yang disebut new normal.
Sebab, kita bisa sama-sama melihat, pada saat banyak sektor UMKM konvensional yang terpuruk dan lesu roda bisnisnya kala pandemi ini, tidak sedikit bisnis yang justru melejit, terutama mereka yang bergerak di dunia digital alias online.
Pemerintah mulai menerapkan kondisi new normal. Pertimbangannya, ekonomi tetap berputar. Banyak sektor yang diharapkan dapat tetap atau kembali berjalan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Untuk sektor UMKM, pemerintah melalui Kemenkominfo telah meminta kepada para pelaku UMKM untuk mulai beralih menjajakan produk mereka ke platform digital.
Untuk bertahan di era new normal, UMKM perlu mempersiapkan sejumlah hal. Pertama, inovasi menjadi kunci adaptif. Dengan kreativitas dan gesit memotret, sebenarnya pebisnis bisa menciptakan peluang bisnis baru yang menguntungkan. Misalnya, inovasi dari sisi kanal penjualan, dari offline yang bersinergi dengan online, adopsi digital menjadi sangat vital. Atau juga, foto dari sisi produk.
kemampuan atau mengubah model bisnis dengan sangat cepat, adaptasi mengatasi hal-hal tidak terduga, serta memiliki rencana fleksibel telah membuat sebuah usaha bertahan dan lebih tangguh daripada yang lain.
Kolaborasi antarpihak juga sangat penting pada masa sekarang, dalam hal ini antara pemerintah, swasta, dan penggiat usaha lokal. Demi memberikan panggung seluas-luasnya kepada UMKM lokal di tengah new normal.
Yang bisa kita lakukan adalah mengontrol apa yang bisa kita kontrol. setidaknya kita bisa terus menerapkan hidup sehat dan protokol kesehatan yang lebih disarankan Kementerian Kesehatan dalam menghadapi kenormalan baru.
Di sisi lain, sebenarnya new normal ini kita harapkan bisa menjadi momentum untuk peluang baik bagi para penggiat usaha lokal untuk bangkit dan maju. Sudah waktunya UMKM Indonesia menjadi raja di negeri sendiri.
Comments
Post a Comment